INTREND.ID – Erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi dan warga serta wisatawan diminta waspada. Erupsi Gunung Anak Krakatau ini terjadi Kamis pagi, 20 Juli 2023.
Laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM RI) yang disampaikan oleh Deny Mardiono, mencatat bahwa erupsi tersebut terjadi pada pukul 08:51 WIB.
Erupsi Gunung Anak Krakatau ini dengan tinggi kolom abu teramati mencapai ± 1500 m di atas puncak.
Detail kejadian tersebut terekam dengan jelas di seismograf dengan amplitudo maksimum sebesar 65 mm dan durasi erupsi selama 59 detik.
“Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Kamis, 20 Juli 2023, pukul 08:51 WIB tinggi kolom abu teramati ± 1500 m di atas puncak. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 65 mm dan durasi 59 detik,” demikian tertulis dalam keterangan Deny Mardiono.
Erupsi ini memunculkan kewaspadaan bagi masyarakat dan pihak berwenang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan publik.
Sebagai tindakan pencegahan dan perlindungan terhadap warga dan wisatawan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberikan rekomendasi yang sangat penting untuk diikuti.
Dalam rekomendasi tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyarankan agar masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Langkah ini diambil untuk menghindari potensi bahaya dan risiko dari aktivitas vulkanik yang tidak dapat diprediksi secara pasti.
Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu gunung berapi yang berada di wilayah Indonesia yang sering menunjukkan aktivitas vulkanik.
Erupsi tersebut dapat menyebabkan kolom abu, gas beracun, dan aliran piroklastik yang membahayakan keselamatan siapa pun yang berada di sekitar lokasi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu mengingatkan agar masyarakat dan wisatawan selalu waspada terhadap potensi bencana alam, terutama erupsi gunung berapi.
Karena itu, menghindari wilayah yang berisiko tinggi saat erupsi Gunung Anak Krakatau merupakan langkah yang sangat penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan diri sendiri dan orang lain.
“Masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati G. Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif,” demikian tulis Deny Mardiono. (Redaksi)