InTrend – Value Thailand dikenal sebagai tempat kunjungan wisata dunia. Negara ini memiliki segudang eksotisme dan tempat hiburan yang dicari banyak orang.
Apa sebenarnya Value Thailand dan keunggulan yang ada di Thailand yang berjuluk Negeri Gajah Putih ini, mari kita simak uraian singkat berikut ini yang dikutip dari berbagai sumber.
Value Thailand Kucing Shiam
Thailand pernah dikenal sebagai Negeri Shiam. Julukan itu muncul karena di sana ada semacam spesies kucing bernama Shiam. Kucing jenis ini sangat langka dan dihormati masyarakat Thailand.
Kucing Shiam dikenal sebagai kucing kerajaan. Kucing ini pernah digambarkan dalam sebuah buku puisi. Kucing Shiam juga digambarkan sebagai simbol keberuntungan. Kucing Shiam juga sering dihadirkan di acara pernikahan.
Selain kucing Shiam, keunikan lain dari Thailand yang dihormati dan dipegang teguh masyarakatnya adalah bahwa Thailand menjadi tujuan wisata terfavorit di Asia Tenggara selain Singapura.
Thailand dikenal banyak orang yang ramah. Oleh sebab itu tidak heran jika banyak turis asing yang betah berlama-lama berlibur di Thailand karena keramahan dari penduduknya tersebut. Negeri Gajah Putih ini menjadi negara yang tidak pernah mengalami penjajahan.
Menariknya, Thailand merupakan negara yang sudah membuka diri. Oleh sebab itu Thailand dikenal sebagai tanah yang bebas.
Ada semacam peraturan kerajaan dari bentuk pemerintahan Thailand yang monarki konstitusional. Penduduk Thailand sangat menghormati anggota keluarga Kerajaan terutama sang raja.
Jika ada orang yang menghina dan tidak menghormati Sang Raja dan keluarga Kerajaan lainnya, bisa mendapatkan hukuman penjara. Hukuman penjara untuk seseorang yang tidak menghormati Sang Raja dan anggota keluarga Kerajaan lainnya terdapat dalam pasal 112 yang bunyinya yaitu seseorang yang mencemarkan nama baik mengancam dan raja beserta anggota keluarga Kerajaan lainnya dan juga Bupati akan mendapat hukuman penjara selama 3 hingga belasan tahun penjara.
Selain menghormati kebudayaan dan kerajaan, masyarakat di Thailand juga memiliki sejumlah sistem sosial. Antara lain adalah sistem pasar. Ada sebuah pasar yang wajib didatangi ketika ke Thailand. Pasar tradisional ini berdiri sejak tahun 1905.
Pasar ini adalah pasar tradisional yang hampir sama dengan pasar di Indonesia. Pasar ini benar dilewati oleh rel kereta api yang masih aktif. Lapak-lapak pedagang pun berada di atas rel.
Biasanya ketika kereta akan melintas di pasar tersebut lapak-lapak yang berada di atas rel akan menggeser terpal pelindung yang ada di atasnya.
Pasar ini terlihat sangat berbahaya ini namun justru menjadi daya tarik tersendiri. Sangat banyak wisatawan yang berfoto di atas kereta mulai melaju lambat di pasar tersebut.
Value Thailand Pattaya Thailand
Thailand ternyata menawarkan dunia hiburan malam layaknya di Indonesia. Namun di sana ada sebuah tempat yang terkenal dengan slogan “orang baik pergi ke surga, orang jahat pergi ke Pattaya”.
Slogan itu menunjukkan sebuah tempat di kota Pattaya di sebuah tempat wisata pantai. Tempat ini dikenal dengan wisata prostitusi dan kehidupan malam.
Pemerintah Thailand sendiri telah berjanji untuk menindak pelaku bisnis ilegal dan pelacuran di Pattaya.
Terlebih karena di sana juga ada sebuah ikon hiburan yang disebut Ladyboy yang ramah bagi transgender dan menjadi ciri khas yang unik dari negara Thailand.
Tetapi ladyboy ini secara hukum dilarang mengubah jenis kelamin dan tetap diakui sebagai pria.
Thailand juga dikenal dengan adanya Tiffany Show semacam pertunjukan kabaret. Tiffany Show dimulai dari sebuah acara pada tahun 1974.
Acara ini menarik perhatian masyarakat dan turis asing. Acara ini masuk dalam top ten Show pada tahun 2001.
Acara ini diisi oleh para seniman berbakat lengkap dengan kostum mereka yang indah yang luar biasa. Acara ini juga didukung efek pencahayaan dan musik khusus yang ditulis untuk pertunjukan tersebut.
Value Thailand Krating Daeng Redbull
Tak sah mengenal Value Thailand tanpa mengenal produk minuman Krating Daeng yang terkenal di Indonesia. Krating Daeng ternyata berasal dari Thailand yang berarti banteng merah.
Minuman manis dan tidak berkarbonasi ini dijual oleh pengusaha bernama Chaleo Yoovidhya pada tahun 1976 di seluruh kawasan Asia Timur.
Pada suatu hari seorang pengusaha dari Austria bernama Dietrich Mateschitz berkunjung ke Thailand. Dia alami jetlag. Untuk menghalau Jet Lag dia konsumsi Krating Daeng.
Krating Daeng mampu membuat Dietrich Mateschitz sembuh. Pengusaha itu pun tertarik untuk mengadopsi ide dari Krating Daeng dan memodifikasi bahan-bahannya agar sesuai dengan selera untuk mencegah tuduhan penjiplakan.
Dia lalu mengajak Chaleo Yoovidhya untuk bekerjasama mendirikan result KMB di Thailand pada tahun 1987. Chaleo Yoovidhya meninggal dunia pada 2012.
Chalerm Yoovidhya lalu mewarisi bisnis yang dirintis ayahnya sejak 1975, yakni Red Bull alias Krating Daeng.
Kini Chalerm Yoovidhya menjadi orang terkaya nomor dua di Thailand berdasarkan Forbes. Bloomberg mencatat penjualan tonik itu pada 2019 tembus hingga 7,5 miliar kaleng. Chalerm menguasai kekayaan US$25 miliar, meningkat US$4,3 miliar dari tahun sebelumnya,
Demikian sekelumit keistimewaan dan Value Thailand sebagai negara berjuluk Negeri 1000 Pagoda atau Negeri Gajah Putih. ***