INTREND Value

Simak 2 Buku Menginspirasi Bene Dion Karya Paulo Coelho dan Iwan Simatupang

INTREND.ID – Bene Dion seorang penulis skenario dan sutradara film sekaligus komika Indonesia memiliki dua buku yang menginspirasi.

Dua buku tersebut menginspirasi perjalanan hidup Bene Dion hingga saat ini.

Bene Dion merupakan peserta kompetisi stand up comedy Suci 3 sebagai karir awalnya di dunia entertainment Indonesia.

Saat ini Bene Dion mencuat namanya usai film yang disutradarainya Ngeri Ngeri Sedap diusulkan masuk ke ajang Piala Oscar kategori Film Fitur Internasional Oscar 2023.

Keputusan ini ditentukan Panitia Seleksi Oscar Indonesia 2022 yang dipimpin oleh Deddy Mizwar, dengan anggota Zairin Zain, Armantono, Cesa David Luckmansyah, Garin Nugroho, Ilham Bintang, Niniek L Karim, Slamet Rahardjo, dan Yadi Sugandi.

Diketahui bahwa Bene Dion merupakan pria yang lahir 2 Maret 1990 dengan nama lengkap Bene Dionysius Rajagukguk.

Saat ini, usia Bene Dion adalah 32 tahun. Dia merupakan lulusan Universitas Gajah Mada Fakultas Teknik.

Namun Bene Dion memilih untuk menempuh jalan dengan profesi di dunia entertainment dan bukan di dunia teknik seperti yang dipelajarinya di bangku kuliah.

Ada alasan bagi Bene Dion untuk menempuh dunia entertainment khususnya film saat ini. Menurut Bene Dion, semua itu ditentukan melalui pertanda.

Hal itu disampaikan Bene Dion saat wawancara di kanal Youtube InFrame With Ernest Prakasa, 7 Maret 2022.

Terkait pertanda itu, ditemui Bene Dion dari sebuah buku novel berjudul “Sang AlKemis” karya Paolu Coelho terbitan Gramedia.

Saat itu dia membaca buku Sang Alkemis saat berada pada titik “galau” untuk menentukan jalan hidup selepas kuliah.

“Inti bukunya itu Tuhan itu bekerja melalui pertanda-pertanda, tidak lagi mukjizat,” kata Bene Dion.

Kepada Ernest, Bene Dion menerangkan pertanda-pertanda itu.

“Kenapa semester 5 dikenali standup, kenapa semester 7 ikut Suci dan kenapa sejak kecil dikasih kemampuan nulis,” kaata Bene Dion.

Novel Sang Alkemis karya Paulo Coelho menceritakan kisah seorang anak bernama Santiago yang melakukan pencarian jati diri. Dia menempuh perjalanan di padang pasir untuk menemukan harta karun.

Novel Sang Alkemis terbit pertama kali di Brasil tahun 1988.

Selain buku Sang Alkemis, Bene Dion juga memiliki jejak pembacaan sejak kecil. Bene Dion yang merupakan anak seorang guru di Tebing Tinggi Sumatera Utara, terbiasa membaca koran dan buku yang dibawa ayahnya dari perpustakaan sekolah.

Buku masa kecil yang pernah dibaca Bene Dion waktu SD adalah buku novel Merahnya Merah karya Iwan Simatupang.

“Yang paling ingat Merahnya Merah,” kata Bene Dion.

Novel Merahnya Merah merupakan karya Iwan Simatupang yang terbit pertama tahun 1968 oleh Penerbit Djambatan.

Merahnya Merah kerap dibicarakan sebagai novel pertama dengan kebaruan pernovelan Indonesia.

Cerita Merahnya Merah adalah tentang cinta segitiga kaum gelandangan. Novel ini mengangkat sosok tokoh tanpa nama.

Iwan Simatupang adalah seorang filsuf penulis novel Indonesia yang banyak menyoroti sisi eksistensialisme Prancis.

Iwan Simatupang dikenal sebagai penulis yang menghabiskan hidup sendiri di sebuah kamar hotel nomor 52 di Hotel Salak, Bogor. Dia terkenal sebagai manusia kamar hotel.

Novel Merahnya Merah merupakan satu di antara beberapa karya Iwan Simatupang selain Ziarah, Kooong, Kering.

Demikian informasi terkait dua buku yang memberikan inspirasi dan berpengaruh dalam kehidupan Bene Dion sejak kecil hingga perjalanan kariernya saat ini. ***

Baca Artikel lainnya di Google News.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status