INTREND.ID – Sindiran Presiden Joko Widodo disampaikan saat memberikan pengarahan kepada langsung kepada para pejabat yang kerap pergi ke luar negeri. Sindiran Presiden Joko Widodo juga menyinggung para pejabat yang sering memamerkannya di media sosial.
Sindiran Presiden Joko Widodo itu disampaikan saat sambutan dalam Pengarahan kepada Seluruh Menteri, Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda, dan Kajati, di JCC Senayan, Jakarta, 29 September 2022.
Dilihat dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, 1 Oktober 2022, sindiran Presiden Joko Widodo itu diawali dengan penyampaian terkait upaya pengembangan dan pemberdayaan wisata Tanah Air.
Dalam arahannya, Presiden Joko Widodo mengimbau seluruh pejabat agar mengajak masyarakat untuk mengunjungi tempat wisata dalam negeri.
Dalam catatan Presiden Joko Widodo, wisata Indonesia berpotensi mengalami defisit. Hal itu sangat mungkin terjadi jika kunjungan wisata dalam negeri dibiarkan menurun bahkan wisatawan dalam negeri justru melakukan kunjungan wisata ke luar negeri.
“Saya juga titip mengenai wisata, ajak masyarakat kita. Ini kita bisa defisit ini wisata kita, yang datang ke sini belum banyak, yang keluar malah banyak sekali. Hati-hati devisa kita bisa lari lagi, kalau caranya kita tidak rem. Hati-hati. Sekali lagi, tolong masyarakat diajak. Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Wali Kota, ajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri saja. Setuju?” ujar Presiden Joko Widodo.
Presiden kemudian melanjutkan, Indonesia memiliki tempat wisata yang paling bagus. Namun tempat-tempat wisata itu tak menarik perhatian wisatawan domestik dan justru malah melakukan perjalanan ke luar negeri.
Tak hanya masyarakat umum, pejabat pun turut berwisata ke luar negeri. Dan itu terjadi di saat krisis.
“Kita ini punya daerah-daerah wisata yang baik; Bali, Labuan Bajo, Wakatobi, Toba, Raja Ampat, Bromo, Jogja, Babel, Borobudur, Jakarta, dan lain-lainnya. Kenapa dalam situasi krisis global seperti ini malah berbondong-bondong ke luar negeri? Dipamer-pamerin di Instagram… Apalagi pejabat,” kata Presiden Joko Widodo sambil geleng-geleng kepala.
“Saya diundang ke luar negeri itu mungkin setahun bisa lebih dari 20 undangan, saya datang paling dua atau tiga karena betul-betul saya rem. Ini ada manfaat konkret enggak, sih? Karena juga keluar uang kita ke luar itu. Jadi hal-hal seperti itu, rem. Rakyat juga kita beri tahu. Gunakan untuk wisata di dalam negeri saja.”
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan yang perlu menjadi perhatian seluruh pihak dari tingkat pusat hingga daerah adalah potensi inflasi.
“Momok terbesar semua negara sekarang ini adalah inflasi, kenaikan barang dan jasa. Momok semua negara saat ini,” kata presiden.
Menurut Presiden, inflasi di semua negara yang biasanya dulu hanya satu, sekarang sudah lebih dari delapan, lebih dari sepuluh, bahkan ada yang sudah di atas 80 persen. Ada lima negara yang sudah di atas 80 persen.
“Kita harus kompak, harus bersatu dari pusat, provinsi, kabupaten, kota sampai ke bawah, dan semua kementerian/lembaga seperti saat kita kemarin menangani COVID-19. Kalau COVID-19 kita bisa bersama-sama, urusan inflasi ini kita juga harus bersama-sama. Setuju?” kata Presiden Joko Widodo ***
Baca Artikel lainnya di Google News.