InTrend.ID – Sebuah video viral di media sosial terkait hari pertama mogok pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat NTT, Senin 1 Agustus 2022.
Dalam video yang beredar itu, sejumlah warga yang merupakan pegiat wisata di Labuan Bajo ditangkap dan dipukuli aparat.
Tampak dalam video beberapa warga diamankan aparat dalam situasi yang mencekam. Meski warga ditangkap, pegiat pariwisata tetap kukuh menolak kebijakan baru kenaikan tarif wisata di Labuan Bajo.
Kebijakan pemerintah di Taman Nasional Komodo itu menurut warga merupakan bentuk monopoli yang akan menyebabkan kemiskinan kepada seluruh pelaku pariwisata dan masyarakat di wilayah itu.
Warga meminta pemerintah merevisi kebijakan kenaikan tarif wisata di TN Komodo.
Para pelaku pariwisata menolak kenaikan tiket dan monopoli binsis di TN Komodo.
Warga pun tetap melayangkan tuntutan. Adapun tuntutan warga itu adalah sebagai berikut.
1. Batalkan kenaikan tiket 3,75jt dan monopoli PT Flobamor.
2. Cabut semua konsesi IUPSWA dan IUPJWA perusahaan2 di dlm TN Komodo,
3. Perbaiki Tata Kelola.
Video itu diunggah di akun Twitter Kawan Baik Komodo, Senin 1 Agustus 2022.
“Makin Menteri @Kemenparekraf @sandiuno & @KementerianLHK @SitiNurbayaLHK “sembunyi ekor”, makin rumit situasi Labuan Bajo. Protes warga atas kenaikan tiket dan konsesi bisnis perusahaan2 di kawasan TN Komodo malah ditangani dengan represi aparat. Cc:Kapolri @ListyoSigitP @jokowi,” demikian keterangan Kawan Baik Komodo.
Kawan Baik Komodo merilis adanya beberapa persoalan yang memicu kisruh aksi mogok massalam wisata di TN Komodo.
1. Pemerintahan Presiden @jokowi memberi kuasa kepada setidaknya 4 perusahaan ini untuk berbisnis sarana dan jasa wisata di dalam TN Komodo.
2. Tarif masuk dinaikkan jadi Rp3,75 juta, dikekola PT Flobamor
3. Alasan yang dikemukakan oleh Presiden Joko adl bhw itu demi konservasi. Warga, pelaku pariwisata lokal, dan pegiat konservasi menilai bahwa itu “alasan tipu-tapu”. Nyatanya, itu adl karpet merah utk perusahaan2 utk berbisnis di kawasan Komodo.
4. Warga Komodo merasa bahwa pariwisata ekslusif berbasis perusahaan itu menghilangkan mata pencarian mereka dari jasa wisata berbasis masyarakat. Usaha Wisata Kecil dan Menengah di Labuan Bajo menganggap itu monopoli bisnis perusahaan besar yang dekat dengan partai-partai dan istana.
Aparat bersenjata lengkap tampak mengamankan jalannya aksi dengan ketat. Dilansir dari Floresa.co, Kapolres Manggarai Barat, AKBP Felli Hermanto mengatakan, pengamanan yang ketat adalah bagian dari langkah untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di objek-objek vital nasional di Labuan Bajo.
Menurutnya, penangkapan dilakukan terhadap tiga orang, di mana mereka sedang menjalani pemeriksaan di Polres Manggarai Barat. ***
Baca Artikel lainnya di Google News.