Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Gelar Malam Takbiran Lebih Awal
INTREND.ID – Suasana khusyuk melingkupi Masjid Aolia di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, pada Kamis, 4 April 2024 malam. Meskipun masih beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, Jemaah Aolia telah menggelar Malam Takbiran lebih awal.
Dalam acara yang dihadiri sekitar 50 orang tersebut, dipimpin oleh tokoh agama, KH. Ibnu Hajar Pranolo, atau akrab disapa Mbah Benu, sebagai pimpinan pusat Jamaah Aolia. Kegiatan dimulai pukul 19.00 WIB dengan pelaksanaan Sholat Isya yang dipimpin oleh Mbah Benu sendiri.
Takbiran pun dimulai tepat pukul 19.30 WIB, dipimpin langsung oleh Mbah Benu, diikuti dengan penuh khidmat oleh para pengikut jamaah. Namun, yang menarik perhatian adalah keputusan jamaah Aolia untuk tidak melakukan tradisi keliling takbiran, serta tidak menggunakan alat pengeras suara dalam pelaksanaannya.
Mereka menyatakan bahwa pelaksanaan Sholat Idul Fitri akan dilaksanakan pada Jumat, tanggal 5 April 2024, pukul 07.00 WIB, di kompleks Masjid Aolia Dusun Panggang III. Mereka percaya bahwa perayaan ini adalah ekspresi dari keimanan dan kebersamaan dalam beribadah, tanpa harus terikat pada tradisi yang telah ada.
Keputusan untuk melangsungkan Malam Takbiran dan Sholat Idul Fitri lebih awal ini didasarkan pada hitungan kalender yang diyakini oleh Jamaah Aolia. Sebelumnya, pada Rabu malam 6 Maret 2024), mereka juga telah menggelar Sholat Tarawih perdana, yang berarti 1 Ramadhan dimulai pada Kamis, 7 Maret 2024.
Penetapan ini berbeda dengan penetapan pemerintah terkait awal Ramadhan dan Idulfitri. Namun, pengasuh jamaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Sholeh, mengimbau seluruh warga untuk menghormati perbedaan yang ada dan mementingkan kerukunan antar umat beragama.
Unggahan terkait kegiatan Malam Takbiran di Masjid Aolia ini pun memunculkan beragam respons dari netizen. “Islamnya beda nih,” tulis sebuah akun Instagram, 5 April 2024, dini hari.
Meski menuai pro dan kontra, Jamaah Aolia tetap yakin dengan keyakinan dan kepercayaan penuh kepada Allah SWT dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan hitungan kalender yang mereka yakini. (*)