INTREND Culture

Singapore Night Festival 2023 Sajikan Kota Pelabuhan Kampung dari Era Prakolonial

INTREND.ID – Singapore Night Festival 2023 (“SNF 2023”) akan diadakan di tanggal 18-26 Agustus 2023.. Tema tahun ini, “Singapore, the Great Port City” atau “Singapura, Kota Pelabuhan Hebat”, merayakan evolusi negara kota ini dari kota pelabuhan yang sederhana menjadi kota metropolitan yang dinamis.

The Oval Partnership (“Oval” atau “Tim”), yang telah dikenal atas komitmennya terhadap pelestarian dan keberlanjutan warisan, akan berkontribusi dalam SNF 2023 dengan pameran mulai tanggal 18 Agustus hingga 1 Oktober 2023 di Fort Canning Centre.

Judulnya Kampong Port Cities of the Pre-colonial Era atau “Kota Pelabuhan Kampung dari Era Prakolonial” (“Pameran”).

Pameran ini merupakan bagian dari seri Lost Cities atau Kota yang Hilang, yang mengeksplorasi urbanisme prakolonial di Asia dari perspektif keberlanjutan. Oval adalah Pendukung SNF 2023.

Pameran Kota Pelabuhan Kampung dari Era Prakolonial adalah perjalanan menuju Kota Kampung di Asia Tenggara pada abad ke-14.

Ketika itu pengetahuan merupakan sumber utama dari kekayaan, dan pepohonan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada properti real estate. Selama berabad-abad, tempat ini menjadi pasar perdagangan timur-barat yang ramai.

Pengunjung Pameran akan dipandu oleh seorang perempuan pemimpin Kampong yang visioner, Nn. Esah, dalam petualangan yang memikat menuju masyarakat kuno yang saat ini masih memberikan pelajaran penuh makna tentang bagaimana cara melangkah maju di tengah perubahan iklim, kesetaraan gender, dan ekonomi berbasis pengetahuan.

Ini adalah bukti ketahanan dari semangat Kampong, yang merupakan warisan berharga bagi Singapura dalam zaman modern.

Dalam Pameran, pengunjung dapat menyelami kekayaan budaya Kampong yang berlimpah. Paviliun tersebut menampilkan dinding jala yang terinspirasi dari dinding anyaman bambu yang rumit dari rumah kampong tradisional.

Pengunjung dapat menganyam hiasan kain untuk dipasang di dinding permadani dalam paviliun, untuk turut berkontribusi terhadap desainnya yang terus berkembang.

Pameran ini dibangun dari bahan yang meminimalisir jejak karbon. Tim berfokus pada sumber bahan daur ulang lokal seperti kayu bekas. Selain itu, tim juga berkolaborasi dengan berbagai kelompok yang terdiri dari organisasi dan individu di Singapura yang memiliki komitmen bersama dalam keberlanjutan dan pelestarian warisan.

Mitra dalam Pameran terdiri dari beberapa universitas, UKM, asosiasi nirlaba, dan individu dalam komunitas lokal.

Pameran ini meliputi kolaborasi antara beberapa seniman berbakat. Dua di antara mereka, Gilles Massot dan Marc Nair, berasal dari Intersection Art Gallery.

Gilles Massot, seorang seniman dan akademikus multidisiplin, mengeksplorasi teori fotografi dan hubungannya dengan ruang dan waktu. Berdasarkan gagasan “ruang di antara benda”, dia bertujuan untuk menghubungkan dan menguraikan narasi antara beberapa disiplin, manusia, kejadian, dan berbagai belahan dunia.

Marc Nair, seorang penyair dan seniman multidisiplin, menampilkan banyak pameran fotografi kelompok dan solo, beberapa pertunjukan ucapan kata, dan enam koleksi puisi melalui kolaborasinya dengan banyak seniman grafis atau visual dan fotografer. Koleksi terbarunya, The Earth in Our Bones, mencerminkan hubungannya yang mendalam dengan alam.

Zen Teh, seorang seniman dan pendidik, tertarik pada studi interdisipliner tentang alam dan perilaku manusia, dan telah mengadakan pameran di berbagai pameran kelompok dan solo, termasuk di Museum Nasional Singapura dan Singapore Art Museum (“SAM”). (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
DMCA.com Protection Status