INTREND Value

Nilai Pancasila Dalam Cara Pandang Yudi Latif

InTrend.ID – Yudi Latif Ph.D merupakan satu di antara tokoh nasional yang banyak menelisik nilai Pancasila. Hingga saat ini, Yudi Latif kerap merekam dan memaknai pelbagai gejala kebangsaan. Beberapa buku telah mampu menjadi pencapaian intelektualnya hingga 2022.

Yudi Latif, Ph.D lahir pada 26 Agustus 1964. Yudi Latif dikenal sebagai aktivis dan cendekiawan muda. Yudi Latif pernah menjabat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pada 2017 namun mundur dari jabatan pada 2018.

Yudi menyelesaikan studi Sosiologi Politik di The Australian National University (2004) dengan karya The Muslim Intelligentsia of Indonesia: A Genealogy of Its Emergence in the 20th Century.

Yudi meraih Master of Arts, Asian Studies di The Australian National University (1999), dan S1 Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung, 1990.

Pemikirannya dalam bidang keagamaan dan kenegaraan tersebar di berbagai media, salah satunya dituangkan dalam buku “Negara Paripurna: Historitas, Rasionalitas”, Aktualitas Pancasila”, “Mata Air Keteladanan”, hingga “Revolusi Pancasila”.

Tak hanya menyoroti progres dan aktualisasi kebangsaan dan kebernegaraan Indonesia, Yudi Latif juga kerap menyoroti fenomena publik hingga pencapaian renik dari masyarakat Nusantara.

Simak saja dalam beberapa tulisan ringkas pada akun Instagram pribadi, @yudi.latif, rekaman fenomena yang berkaitan dengan karakter bangsa juga mendapat porsi.

Seorang musisi prodigy asal Bali, Joey Alexander, pernah menjadi petikan dalam catatan ringkas itu, pada 12 Oktober 2021 lalu.

“mengibarkan bendera Indonesia menjulang tinggi di belantika musik dunia. Pertama kali dalam sejarah Grammy Awards, seorang bocah usia 12 tahun dinominasikan dalam 2 kategori Grammy, untuk pencapaian luar biasa dalam kreativitas improvisasi musik jazz,” tulis Yudi Latif.

Pada bagian berikutnya, Yudi Latif juga menyoroti fenomena viral dari sosok musisi gitar cover, Alip Ba Ta. Musisi ini kerap mewarnai media sosial dan mendapatkan perhatian publik internasional.

“Dengan jalur berbeda, Alif Gustakhiyat (Alip Ba Ta), gitaris fingerstyle Indonesia, meraih popularitas di pentas dunia melalui unggahan di media sosial. Dengan kesederhanaan hidup sebagai supir folklift dan kebersahajaan penampilan, sentuhan magic permainan gitar akustiknya menghipnotis banyak jiwa seantero dunia, yang mengharumkan bangsa,” kata Yudi Latif.

Yudi Latif memandang kedua sosok itu telah memberikan inspirasi bagi bangsa, khususnya bisa mendorong dan memberikan inspirasi agar hidup lebih optimis.

Nah, Anda bisa menengok tulisan ringkas penuh renungan Yudi Latif dalam akun Instagram pribadinya. Secara rutin dan konsisten, Yudi Latif kerap menerbitkan tulisan ringkas itu pada pagi hari. Sehingga beberapa di antaranya merupakan renungan pagi.

Tentang Nilai Pancasila Yudi Latif
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia memiliki nilai Pancasila dan mendapatkan porsi tersendiri dalam jangkauan intelektualitas Yudi Latif. Bahkan, Yudi Latif menuangkannya dalam sebuah buku berjudul “Wawasan Pancasila” yang telah terbit 3 edisi.

Berikut petikan nilai-nilai Pancasila yang diperas Yudi Latif dalam sebuah renungan yang diekspos pada akun Instagramnya.

Misi negara untuk merealisasikan visi kebahagian bersama, tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

Misi “melindungi” merupakan imperatif moral Ketuhanan, Kemanusiaan dan Persatuan. Bahwa setiap warga, apapun latar primordial dan dimana pun berada, wajib dilindungi hak hidup, hak milik, dan martabatnya; juga seluruh ekosistem Tanah Air dengan segala keragaman potensinya harus dilindungi kelestariannya.

Misi “memajukan kesejahteraan” merupakan imperatif moral Keadilan Sosial. Terwujudnya keadilan dan kesejahteraan merupakan bukti paling nyata dari idealitas Pancasila. Jalan untuk mencapai keadilan sosial menghendaki perwujudan negara kesejahteraan ala Indonesia yang tidak saja mengandalkan peran negara secara luas, tetapi juga partisipasi komunitas dan dunia.

Semua pihak diminta bergotong royong dalam memajukan kesejahteraan umum, mengembangkan jaminan pelayanan sosial, serta melakukan pembangunan berkelanjutan untuk keadilan dan perdamaian dengan karakter kemandirian, sikap hemat, etos kerja, kreatif-inovatif dan ramah lingkungan.

Misi “mencerdaskan” adalah imperatif dari seluruh sila Pancasila, utamanya tuntutan moral Kerakyatan (demokrasi) dan Keadilan Sosial. Demokrasi Pancasila diharapkan dapat merealisasikan cita permusyawaratan dan cita hikmat-kebijaksanaan. Demokrasi yang bersifat inklusif, didedikasikan bagi banyak orang, berorientasi jauh ke depan dan didasarkan pada asas rasionalitas, yang memerlukan prasyarat kecerdasan kewargaan.

Misi mencerdaskan juga penting dalam rangka kesejahteraan melalui usaha meningkatkan nilai tambah atas karunia Tuhan yang terberikan dengan mengembangkan aneka kecerdasan dan inovasi. Di atas tanah yang subur, harus tumbuh jiwa yang subur. Hanya kehidupan bangsa yang cerdas yang dapat mengelola karunia kekayaan alam bagi seluas-luas kemakmuran rakyatnya.

Misi, “melaksanakan ketertiban dunia” merupakan imperatif moral Kemanusiaan. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung visi kebangsaan yang humanis, dengan komitmen besar untuk menjalin persaudaraan dalam pergaulan dunia serta dalam pergaulan antarsesama anak negeri berlandaskan nilai-nilai keadilan dan keadaban, yang memuliakan hak-hak asasi manusia. ***

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button